Kematian Bintang

http://yottabaca.blogspot.com

YottaBaca - Saat inti bintang mencapai temperatur 100 juta derajat, temperatur ini tidak cukup untuk menghasilkan reaksi nuklir yang baru. Pada kondisi ini, atom-atom helium akan menyatu membentuk atom yang lebih besar bersama karbon dan oksigen (pada sebagian besar bintang raksasa, besi juga termasuk). Gas-gas di sekeliling inti akan menyebar.

Bintang kemudian menjadi ‘red supergiant’ (bintang super-raksasa merah), dengan diameter melebihi orbit Jupiter. Pada kondisi ini, energi bintang dihasilkan dengan sangat cepat, namun kondisi ini tidak bertahan lama.Karena besarnya produksi energi dan tingginya temperatur bintang ‘supergiant’ ini, lapisan-lapisan gas keluar dari inti bintang hingga akhirnya hanya menyisakan inti saja.

Pada bintang-bintang bermassa kecil (seperti Matahari), kondisi ini adalah akhir dari kehidupan bintang. Bintang kecil seperti ini kemudian mengecil menjadi seukuran planet (sekitar sebesar Bumi), dan disebut ‘white dwarf’ (bintang katai/cebol putih).

Massa materi yang terkandung dalam white dwarf biasanya hanya 500 ton saja. White dwarf kemudian mendingin dan pada akhirnya tidak bersinar kembali. Bintang ini menjadi dingin dan gelap.Tidak semua bintang akan menjadi white dwarf. Pada bintang-bintang masif, intinya akan terus-menerus menyusut namun temperaturnya akan semakin naik sampai pada akhirnya hancur karena ledakan dahsyat.

Pada fase ledakan ini, jumlah energi yang dikeluarkan sebanding dengan jumlah energi yang dikeluarkan oleh satu galaksi yang berisi 100 milyar bintang. Bintang seperti ini disebut supernova. Inti supernova yang masih tersisa setelah ledakan menjadi sangat kecil, ukurannya bahkan tidak lebih besar darinegara Indonesia.

Bintang ini disebut bintang neutron. Kepadatan bintang neutron sekitar 100 juta kali kepadatan white dwarf, dan memancarkan sinar-X (kadang sinar gamma) yang sangat banyak.Bintang neutron adalah salah satu ‘alternatif’ perubahan supernova. Beberapa bintang masif lain yang menjadi supernova terus menyusut dengan ukuran yang lebih kecil dari bintang neutron.

Saat bintang ini menjadi lebih padat dan makin padat, gaya gravitasinya menjadi jauh lebih kuat dan apapun akan sulit ‘melarikan diri’ dari bintang hasil supernova ini. Pada akhirnya, bintang ini mencapai fase terakhir yang bahkan membuat cahaya tidak bisa melarikan diri.

Bintang seperti ini disebut black hole (lubang hitam). Black hole benar-benar luar biasa padat sehingga cahaya pun tidak akan bisa lolos. Black hole tidak terlihat, karena memang tidak memancarkan cahaya dan ‘menarik’ cahaya.

sumber


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kematian Bintang"

Posting Komentar